Jumat, 01 November 2013

Dikecewakan, di-Ikhlas-kan, di-Tinggalkan, tapi tidak Dilupakan.

Bismillahirrahmanirrohim.

Yak, hari ini sudah genap 2 minggu Saya kehilangan Laptop dan Smartphone. 2 barang yg belakangan sebelum hilang banyak membantu kegiatan harian Saya, mulai dari belajar coding, bikin peta, sampai nonton film kalo lagi suntuk sesuntuk-suntuknya, tempat Saya menyimpan file-file pribadi dan kerjaan, mulai dari foto, tulisan-tulisan yang sudah mulai berpindah dari buku ke perangkat digital tersebut, kebanyakan sajak, yang dari semasa SMA Saya simpan. Lalu smartphone, ah, salah satu pendukung keseharian Saya untuk menerima laporan via WhatsApp dari teman-teman seperjuangan di Sektor, di Camp, dan bahan diskusi dengan teman-teman kuliah mulai dari yang iseng sampai serius. Rasa-rasanya seperti kehilangan separuh nyawa (ceilah) sampai-sampai nggak bisa tidur dibuatnya, yang kadang dengan tololnya nanya ke diri sendiri, "lagi diapain ya tuh laptop..?? lagi diapain ya tuh smartphone..??".

Ok, ok, bukan waktunya buat ngeluh, kalo kata orang sekarang Move On ato apalah namanya, buat Saya, cuma perlu bangun dari keterpurukan, nggak diambil pusing meskipun tetep aja pusing. Nggak dibikin beban meskipun udah nambah lebar bahu ama jidat. Fyuh. Capek, semuanya diulang dari awal, ngulang lagi ngais rezeki buat beli laptop baru, smartphone baru, ngulang lagi segala macam kerjaan yang udah dikerjain di laptop sebelumnya, ya begitulah, mau tidak mau, musti dituruti biar kata segede Gajah Kalimantan. Pada dasarnya, musti ada yg dikecewakan, di-ikhlas-kan, ditinggalkan, tapi tidak dilupakan.



Memang, laki-laki musti bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya, dikerjakannya, nggak semata-mata cuma sekadar uang yang dicari, ada yang perlu dicapai lebih dari itu, walaupun kita tetap membutuhkan uang pada dasarnya, tapi kepuasan dan keberhasilan kerja juga penting. Motivasi untuk maju harus ada di dalam hati dan fikiran tiap lelaki. Ketika seorang lelaki berhasil melewati tantangan kerjanya, dia akan lebih berusaha untuk mendapatkan tantangan yang lebih berat, lebih dari yang sebelumnya. Ketika kita menggali fikiran kita, akan ditemukan hal-hal yang menakjubkan tanpa kita sadari, dan ada motivasi yang menyuruh kita unutk melakukan hal-hal hebat lain dengan menggali segala potensi yang ada pada diri kita.



Tidak mudah menerima kenyataan, sesuatu yang kita perjuangkan setengah mati tiba-tiba musti hilang dengan segala macam cerita pahit buat menemukannya, mendapatkannya. Alhasil, begitulah, Lelaki membutuhkan "Goal" untuk motivasi dirinya, meskipun harus melewati lorong gelap, hutan rimba, panas, hujan, tapi pasti ada padang lapang terang yang bakal menyambutnya.

Ah, Siapa yang tahu..??